Khamis, 20 November 2008

Rindu Di Pantai Berpayung Senja

Aku merenung detik masa yang berlalu
sejenak hati tersentuh
melihat malam pergi meninggalkan daku
terpaku dalam memori kerinduan
sewaktu-waktu dulu kita sering berbicara
menyorot lembaran suka dan duka bersama
dalam puisi pantun...
hati kita terus berbicara
alunan irama yang serentak
dan tika kenangan itu mengusik rinduku
ada kehangatan mengenangi kelopak mata
tidak ku seka akan hadirnya
titisan rindu biar mengalir deras
bicara ku hanya ibarat sepohon mawar senja
berkembang di pantai rindu
sedangkan kau telah ada
sepohon rendang yang bisa memayungi mu
di kala panas dan hujan
dan mawar senja itu
hanya hidup damai di alam ilusi mu
esok-esok yang akan tiba
mawar senja akan layu di genggaman
hilang rayuan bersama kegersangan alam
lalu di pantai berpayung senja
apakah alunan seruling senja
akan terhenti sayu mendayu
menghembus rayu hiba irama hati
dan mawar senja akan lenyap
dibenam mentari di ufuk barat
tinggallah langit sutera ungu merah terluka
menanti kembali malam sepi gelita
untuk menggapai bintang di angkasa
sedangkan kejora tak pasti berkerdipan
teman....di manakah keindahan sebuah nostalgia
tidak kita temui jawapannya
namun aku tidak terdaya...
dan begitu juga kau yang tidak terdaya
dari segala kemungkinan itu
adakah semua itu atas ketentuanNya jua
andai manis kita kecapi.. itulah madu
andai pahit kita perolehi.. itulah hempedu
berserah kita... aku redha...

Tiada ulasan: