Selasa, 27 November 2007

berus + warna = kehidupan

takala sepi menghambat diri
jiwa berbisik ingin menyanyi
jiwa ingin mengalun melodi
tetapi tidak berdaya melontar bunyi
lalu
jari bersusun saling bertingkah
mencari ruang untuk melangkah
mencipta bait-bait puisi berangkap
melempis misi kendiri yang terperangkap
menzahirkan getir agar malap
yang bersenandung di jiwa biar senyap
Dan
Perisai sudah tersedia...
berus & warna mula mengiya
bersorak riang menyahut rasa
menghambakan diri di kanvas sang lara
Dian..
bicara sang berus
biru itu ketenangan
hijau itu kedamaian
merah itu semangat perjuangan
kuning itu kedaulatan
putih itu kesucian
jingga itu harapan
dan hitam itu kehancuran
lalu
jika diadunkan ia menjadi warna kehidupan
pantas
sang warna memintas kata
Dian.....
larianmu mengundang cerita
calitanmu melahirkan rasa
percikanmu lolongan jiwa
tendangan melontarkan kata
langkahmu hayunan pecinta
tarianmu gemalai gemersik suara
jika digaul menjadi pentas dunia
dian...
tanpa sang tulus jemari....
kita mekar bisu
kita kekal kaku
kita terus membatu...
dian....
kita hanya pengantar
kita hanya antara
kita hanya jambatan
kita hanya broker
yang bisa menurut si pencerita
mencorak rona
warna suka
warna duka
warna ketawa
warna derita
warna kecewa
warna cantuman dua jiwa
warna romantis teruna dan dara
warna kelam si penderhaka
warna kasih ayah bonda
warna gusar saudara mara
dian....
warna adalah rona-rona kehidupan
sentuhan berus membias bicara
adunan warna menrealisali impian agar
sempurna
lalu
hanya kita dian adalah persinggahan sementara....

Tiada ulasan: